Bagi guru, tentu, kedalaman dari kompleksitas kepribadian ini perlu sekali untuk disadari. Hal ini sejalan dengan disiplin ilmu bernama fenomenologi yang berusaha memahami bagaimana seseorang secara subjektif merasakan dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman, termasuk pengalaman indrawi dan ruhani; tidak hanya membagi seseorang pada klasifikasi umum seperti umur, pekerjaan, kecendrungan otak, dan sebagainya. Hal tersebut mendorong seorang guru agar benar-benar bisa matang dalam melakukan sesuatu dalam:
1. Memahami secara utuh perkembangan peserta didik: Guru dalam hal ini perlu melihat secara kompleks kepribadian peserta didik, di kelas, di luar kelas, bahkan di keseharian dinrumah dengan keluarga. Sehingga bisa menentukan sikap dan pendekatan yang tepat bagi anak.
2. Memahami secara utuh karakteristik rekan kerja/guru lain, dalam berkolaborasi di sekolah: dalam hal ini guru perlu melihat secara kompleks kepribadian rekan kerja agar dapat bisa bersinergi bersama, memahami prefensi dan pendapat, tanpa harus terbawa dinamika emosi yang berlebih. Sehingga kesadaran tersebut dapat membawa guru pada peningkatkan profesionalitas.